Tadhkhiyyah 'Aziza': Maret 2012
RSS

Harapan Takkan Pernah putus

Sedikit kata untuk kalian : " Allah SWT tidak akan memutuskan harapan hambanya apabila tetap berpegang teguh pada keyakinan bahwa sesungguhnya Dia Yang Maha pembolak balik hati "


Tidak biasanya diriku termenung pagi ini. Aku masih tak percaya dengan kejadian kemarin. Dia benar tidak hadir pada acara itu. Padahal aku sangat mengharapkannya. Sungguh ini seperti mimpi dipagi buta. Enam bulan kutunggu momen seperti ini bersamanya, tetapi dia menghancurkan dengan pergi tanpa memberitahu kabar. Sungguh ini membuatku rapuh, aku bertahan untuknya yang aku tahu ini akan mengurangi rasa cintaku kepada-Nya.

Angin pagi pun datang mengetuk sadarku, membangunkanku dari lamunan ini. Ah, sudahlah untuk apa aku memikirkan hal ini. Hanya membuang waktuku yang sangat berguna. Aku pun meneguk susu hangat dihadapanku, entah mengapa rasanya sedikit berubah. Aku pun tidak menghabiskan susunya karena mood ku telah hilang.

Ya, malam pun datang. Dan entahlah, bayangannya selalu kembali datang dan memaksaku untuk membuang waktukku untuk mengingatnya. Entah bagaimana rasanya terhadapku sekarang. Aku hanya bisa bersabar menunggu kabar dari dia, berpasrah diri apabila dia sudah tidak mengingatku. Aku tahu rasa ini tidak pantas untuk anak seusiaku, usia yang baru genap 16 tahun. Ini sungguh bukan rasa cinta, karena yang aku tahu "tak ada cinta sejati melaikan cinta kepada-Nya" dan "tidak ada cinta yang akan penuh kebahagiaan melaikan cinta kepada Rasul-Nya".

Lantunan adzan shubuh membangunkanku pagi ini. Ku panjatkan do'a sebagai tanda terima kasihku kepada-Nya karna masih diberi kesempatan menghirup udara dunia. Sebuah sajadah dan mukena telah menungguku. Aku pun beranjak turun untuk berwudhu. Ku gelar sajadah dan kukenakan mukenaku. Pagi ini mungkin do'aku memang cukup panjang, setelah kemarin aku terasa lelah tak berdaya dimakan masalah. Ya, dengan harapan Allah SWT mengabulkan do'a dan permohonanku.

Sepiring nasi goreng dan segelas teh menyambutku dimeja makan. Seakan mereka tahu sudah seharian kemarin perutku tak tersentuh nasi sedikitpun. Aku pun mulai menyantap sarapan yang sengaja dibuat oleh Abi untukku. "ya Allah terima kasih atas rahmat-Mu pagi ini, kau memberiku orang-orang yang mencintaiku seperti Abi dan Ummi" syukurku dalam hati. Setelah makan aku pun bergegas mandi & berangkat sekolah. Tak lupa aku mencium tangan Abi & Ummi seraya berdo'a untuk dimudahkan dalam mencari ilmu dan semoga ilmu yang didapat bermanfaat bagi dunia dan akhiratku.

Ku berjalan menyusuri koridor sekolah mencari ruang kelas belajarku. Entah apa yang membuat langkahku terhenti. Ada apa ini? Ya, kenangan masa lalu itu hadir lagi. Ku coba memberontak tapi sakit kurasakan. Tepat diruang ini. Ya, diruang ini dia menyanyikan sebuah lagu untukku. Lagu yang sampai sekarang menjadi spesial ditelingaku. Sungguh ini membuatku hancur. Aku mengingatnya lagi tanpa bisa kutahan. Tak lama seorang temanku menepuk pundakku, ya dia adalah Aziza sahabatku.  Aku pun mulai teringat untuk mencari ruang belajar pertamaku.

Tengnong.....tengnong...tengnong!!!! Ya begitulah bunyi bel disekolahku. Masih sangat sederhana tetapi dapat menghilangkan kejenuhan.Waktu istirahatpun tiba. Sebagian besar siswa berbondong-bondong pergi kekantin. Entahlah, kaki ku seakan enggan pergi dari tempat duduk kelasku. Aku pun mencoba mendengarkan musik dari ponselku. Aku mendengarkan lagu favoritku "pelangi dimatamu" ya itulah lagu yang dulu pernah dinyanyikan Fikri dengan gitar sebagai iringan. Sungguh aku merindukan hal itu. Aku merindukan candaan manisnya, tanggung jawabnya, dan kesopanannya. "ya Allah, andai saja mencintainya bukanlah suatu yang haram bagiku. Andai saja merindukannya tidak menambah dosaku. Andai saja memandangnya, berbicara dengannya adalah suatu hal yang tidak termasuk golongan berzina, tapi aku tahu ini adalah haram sebelum waktunya tiba" ungkapanku dengan setetes air mata yang memaksa keluar.

Bersambung . . . .

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

~ IKHWAN DAN AKHWAT SEJATI


IKHWAN SEJATI
Seorang remaja pria bertanya pada ibunya, ”Ibu, ceritakan padaku tentang ikhwan sejati!”

Sang Ibu tersenyum dan menjawab…
Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya.

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran.

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia di hormati di tempat bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati di dalam rumah.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan.

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada dibalik itu.

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja, tetapi komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya.
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan, tetapi dari tabahnya dia mengahdapi lika-liku kehidupan.

Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya membaca Al-Quran, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca.
Setelah itu, sang remaja pria kembali bertanya. Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu, Ibu ?
Sang Ibu memberinya buku dan berkata…
Pelajari tentang dia. Ia pun mengambil buku itu, MUHAMMAD, judul buku yang tertulis di buku itu.


AKHWAT SEJATI
Seorang gadis kecil bertanya pada ayahnya, “Abi ceritakan padaku tentang akhwat sejati?”
Sang ayah pun menoleh sambil kemudian tersenyum.
Anakku…

Seorang akhwat sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya, tetapi dilihat dari kecantikan hati yang ada di baliknya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona, tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari begitu banyaknya kebaikan yang ia berikan tetapi dari, keikhlasan ia memberikan kebaikan itu.

Akhwat sejati bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan.
Akhwat sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara.
Sang ayah diam sejenak sembari melihat ke arah putrinya.“Lantas apa lagi Abi?” sahut putrinya.
Ketahuilah putriku…
Akhwat sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan, tetapi dilihat dari kekhawatiran dirinyalah yang mengundang orang jadi tergoda.
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani, tetapi dilihat dari sejauhmana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa syukur.


Dan ingatlah…
Akhwat sejati bukan dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauhmana ia bisa menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.Setelah itu sang anak kembali bertanya,
Siapakah yang dapat menjadi kriteria seperti itu, Abi?”Sang ayah memberikannya sebuah buku dan berkata, “Pelajarilah mereka!”
Sang anakpun mengambil buku itu dan terlihatlah sebuah tulisan “Istri Rasulullah”. (Muslimah Sholihah)
Diambil dari achoey.wordpress.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

La Tahzan !!

Berdiri tegak menghadap kiblat
Bertekuk sujud hanyalah pada-Nya
Ikrar hati yang pernah terucap
Dalam lisan dan perasaan

Pada-Mu kuberserah diri
Pada-Mu kupasrahkan segalanya
Kucurahkan seluruh pengorbananku
Tak mengharap namun Engkau mengerti

Ketika cobaan mulai menyapa
Ketika sulit mulai menerjang
Dan ketika tangis mulai membanjiri
Ku tetap tegar dalam hati

Karna ku YAKIN...
Segalanya pasti berlalu..
Segalanya akan baik-baik saja
karna kesabaran adalah kunci segalanya

Tiada duka yang abadi didunia
Tiada sepi merantaimu selamanya
Semua kan terus berputar
Ku yakin! segalanya indah pada waktunya

Waktu tak bisa kembali
Detik tak kan berulang
Masa tak berhenti..
Takdir hidup harus dijalani
Yakinlah! Yakinlah!
Allah akan menggantinya dengan keindahan
Untuk itu aku akan sabar menunggu
hingga waktu itu tiba..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS